Selasa, November 04, 2008

Mengenai Prioritas

Kembali mengenai prioritas. Setiap orang hidup dengan banyak pilihan dan kesempatan, tapi untungnya manusia punya keterbatasan sehingga dia tidak harus menjadi tamak untuk menggenggam semua kesempatan yang ditawarkan padanya. Dengan keterbatasannya (waktu, fisik, pikiran) dia jadi harus mau berbagi dengan orang lain untuk kesempatan baik itu. Lalu, karena dia harus memilih, hendaknya setiap orang punya PRIORITAS.

Prioritas ini disusun berdasarkan visi, misi, dan prinsip seseorang. Kadang, prioritas yang dipilih satu orang akan dianggap 'aneh' oleh orang lain, itu tidak masalah. Karena yang mengerti Strength, Weakness, Oppotunity dan Target nya tentunya adalah yang bersangkutan.

Contoh kasus begini. Ada sorang wanita yang sedang dalam puncak karirnya, dan saat itu dia diberi anugerah kehamilan. Karena sudah lama dia menunggu promosi jabatan itu, akhirnya dia menomerduakan kehamilannya, dan mengutamakan (memprioritaskan) karirnya. Salahkah wanita itu? Bagaimana menurut Anda?

Menurut saya, tidak ada yang salah dalam menempatkan prioritas, asalkan dia punya alasan kuat ketika menjalani pilihannya, dan mengerti semua konsekuensi logis yang terbit dari pilihannya. Pandangan ketidaksetujuan dari pihak lain itu pastinya terbit dari hasil pemikiran berlandaskan budaya, sosial, dan etis yang berlaku di masyarakat. Katakanlah, ketika wanita memilih karir daripada anak di Amerika tentu lebih mudah dimengerti dibandingkan di Indonesia. Atau, di Jakarta dibanding di Jogja. Nah, lalu kembali kepada 'ketahanan diri' wanita yang menentukan pilihan itu, ketika menghadapi 'cercaan' atau komentar orang. Kalau dia stand firm pada ketetapan hatinya, dan punya pertimbangan yang terbaik untuk prioritasnya, ya baguslah.

Lalu jika ditarik ke diri saya sendiri, saat ini prioritas saya adalah menjadi ibu dibandingkan wanita karir (wanita bekerja). Beberapa teman ada yang bilang 'sayang kesempatannya' lalu 'kerja dan anak bisa sejalan kok'. Trimakasih atas perhatian dan sarannya, tapi bagi saya prioritas saya adalah menjadi seorang ibu dulu, dan itu tidak bisa disambi dengan bekerja. Nanti ketika berjalan, pasti akan banyak pandangan, omongan, komentar dari orang lain. Nikmati sajalah, betul bukan? Karena kita yang menjalani pilihan atas prioritas kita, dan orang lain adalah penggembira.

Selamat menikmati prioritasmu!

Tidak ada komentar: